owner
" This Is Me . The Human That Never Miss From A Mistake " Credits
| Rintihan Sepohon Tamar
Yang rindu belaian dan perhatian Yang mendambakan kasih dan sayang Dari seorang insan yang penyayang Tangisan itu dari sebatang tamar Yang sebelumnya menjadi mimbar Sandaran Rasul tika menyampai khutbah Diganti mimbar baru kerna keuzurannya Kisah tangisan sebatang tamar Menyentuh hati, mengocak perasaan Benarkah aku cinta, benarkah aku rindu Sedangkan tak pernah gugur air mata ku mengenangkan mu Tangisan itu dari sebatang tamar Yang sebelumnya menjadi mimbar Sandaran Rasul tika menyampai khutbah Diganti mimbar baru kerna keuzurannya Betapa kerasnya hatiku ini Untuk menghayati perjuangan mu Betapa angkuhnya diri ku ini Untuk menghargai perjuangan mu Ya Rasulallah Ingin aku menjadi sebatang tamar Yang menangis rindu kepada mu Ya Rasulallah Biarlah aku hanya sebatang tamar Namun dapat bersama mu di dalam syurga Tangisan itu dari sebatang tamar Yang sebelumnya menjadi mimbar Sandaran Rasul tika menyampai khutbah Diganti mimbar baru kerna keuzurannya Kisahnya Al-Kisah, suatu ketika sedang Rasulullah s.a.w naik mimbar baru di Masjidil Haram. Kedengaran rintihan seperti rintihan unta dan goncangan tanah yang terus bergetar sehingga para sahabat pun bertanya-tanya. Dalam riwayat lain, tangisan seperti tangisan atau teriakan budak kecil. Rasulullah s.a.w tersenyum, lantas turun dari mimbar dan mendatangi pohon kurma yang tidak jauh dari mimbar tersebut. Rasulullah s.a.w meletakkan tangan baginda pada batang pokok kurma dan mengusap-usap dengan perlahan-lahan. |
0 Comments:
Post a Comment